KERTAS PUTIH
-Renungkan-
Kertas Putih. . .
Kertas Putih. . .
Engkau bening sebening embun
Engkau putih seputih salju
Engkau fitrah belum terjamah
Kertas putih berbaris menunggu goresan tinta pelukis
Terdiam seribu bahasa tiada berdaya
Kertas putih berbaris berharap goresan tinta emas kemilau penuh cahaya
Kertas putih berbaris menanti pelukis mahir berbakat berhati nurani
Kertas putih berbaris bermohon tak tercemar tinta hitam kelam penuai kecam
Kertas putih terlukis indah menawan hati
Laris terjual jadi rebutan, harapan semua insan
Lukisan indah jadi pajangan merajut asa bangunkan cita
Aku melihat kertas-kertas putih berserakan
Ternoda tinta dan goresan tak bermakna
Kertas putih tercemar. . . tersobek dan terbuang,
Tersingkir pupus harapan jadi pajangan
Ooo, siapa gerangan pelukis gila. . .?
Siapa gerangan Pelukis Durjana. . . ?
Siapa gerangan pelukis edan. . . tega nian sebarkan duka
Tega nian sebarkan lara
Di sana. . .
Di sini. . .
Di situ. . .
Mereka pelukis – pelukis durjana itu
Mereka yang mengotori kertas-kertas putih itu
Mereka yang menodai kertas putih itu
Di televisi
Di koran – koran
Di jalan – jalan
Di rumah – rumah
Di mall – mall
Di pasar dan mungkin disini !
Wahai hati nurani
Wahai lentera hati
Dimana kau kini ?
masihkan kau temani kami
masihkan kau temani kami
Mengarungi lautan misteri
Wahai pelukis bejat ingkar amanat
Segeralah bertobat
Bayangkanlah laknat yang maha dahsyat
Jadilah insan bijak bestari
Kendalikan hati, hidupkan jiwa
Tanya semesta, ingatkan lupa
Wahai pelukis-pelukis kertas
Tepuk dada hidupkan nurani, getarkan hati bangunkan cita, pekakan rasa
Buka mata. . . buka telinga. . . buka cakrawala. . .
Sujud tafakur sebelum menggoreskan tinta penamu
Pilih warna kemilau seindah pelangi penuh cahaya
Goreskan perlahan penuh kesadaran
Goreskan perlahan hidupkan cinta
Goreskan perlahan ingatkan amanat
Goreskan perlahan ingatkan akibat
Duhai kertas putih ku. . .
Jadilah lukisan indah dimata sejuk di hati
Jadilah lukisan koleksi abadi . . .
Jadilah penerang dikala gelap gulita
Jadilah saksi pengabdian diri
Jadilah tameng perkasa murka illahi
Ya. . .bunayya. . .
Ya. . .bunayya. . .
Permata hati . . .pelipur lara. . .
Maafkan papa pelukis hina
Maafkan mama pelukis nestapa
Maaf mereka pahlawan tanpa tanda jasa
Maafkan siapa saja yang memberi corak diatas kertas putih mu
Biarlah perjalanan mendewasakan
Biarlah waktu yang mengingatkan
Ya. . .bunayya. . .
Ya. . .bunayya. . .
Ya. . .bunayya. . .
Di Tulis ulang Oleh Rio Widarobi pd tgl 12 juni 2006 dari Buku motivasi karya Ridwan MY